welcome to my blog guys :)

this is my blog. everything i like, i'll shared in here :)

Rabu, 04 Juli 2012

ARTIKEL PENGUSAHA KERUPUK 'LALA'


BANGKIT DARI KEBANGKRUTAN
USAHA KRUPUK LALA
ERY FAIDA
2010-33-054

Seseorang yang telah memutuskan untuk menjadi pelaku usaha meskipun dalam skala kecil dapat disebut sebagai wirausahawan. Menurut The American Heritage Dictionary, Wirausahawan (enterpreanure) didefinisikan dengan seorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan dan memperhitungkan resiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba. Sebagai seorang pelaku usaha atau wirausahawan maka ia juga perlu mengembangkan jiwa kewirausahawan.
Menjadi seorang pengusaha memang tidak mudah. Banyak seorang usahan yang memulai usahanya dari no, hingga menjadi sukses. Tetapi, menjadi seorang usahawan juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada rintangan yang dihadapi untuk menjadi seorang usahahawan yang sukses.
Salah satu contoh usahanya adalah dalam bidang makanan. Ya, siapa sih yang tidak membutuhkan makanan. Bahkan anak kecil pun pasti membutuhkan banyak makanan. Semua jenis makanan pasti bisa untuk dijadikan makanan. Bila banyak orang yang menjadikan makanan khas baik lokal maupun dari luar negeri, kita bisa mengambil makanan yang sekiranya bisa untuk dijadikan bisnis yang sukses. Contohnya adalah Kerupuk Lala.
Krupuk lala. Ya, siapa yang tidak kenal dengan makanan ringan tersebut. Menurut Wikipedia (2012), kerupuk kedelai adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Cara membuat krupuk kedelai pun cukup mudah. Saya rasa, semua orang bisa membuat kerupuk kedelai sendiri dirumah. Tetapi, karena memang agak sedikit ribet, jadi proses pembuatan krupuk kedelai memang membutuhkan kesabaran karena proses pembuatan krupuk tidak sekali langsung jadi (Faida, 2012).
Bahan utamanya yaitu tepung tapioka, tepung terigu, dan tepung ketan dicampur dengan bumbu rempah-rempah serta kedelai yang sebelumnya sudah direndam dahulu dengan air dan sudah dipotong-potong. Setelah adonan selesai, dijemur selema beberapa hari dan siap untuk digoreng.
Krupuk kedelai atau yang lebih populer disebut sebagai krupuk lala tersebut membuat semua orang pasti pernah mendengar bahkan sangat suka dengan makanan ringan tersebut. Entah itu dibuat camilan santai ataupun pendamping saat makan. Rasa krupuk lala  yang renyah dan gurih serta murah membuat semua orang doyan memakannya. Untuk mendapatkan krupuk lala pun juga tak perlu susah-susah pergi ke desa untuk membelinya. Sekarang krupuk lala juga tersebar di kota-kota besar. Dari anak kecil sampai orang tua, dari yang miskin dan yang kaya suka dengan krupuk lala.
Melihat situasi itulah yang membuat seorang anak muda yang masih duduk di bangku kuliah di Universitas Muria Kudus semester 4 tersebut untuk terjun ke bisnis krupuk lala. Sebut saja namanya si Alvi. Rumah si Alvi juga termasuk masih pedesaan karena jauh dari perkotaan.
Anehnya, walaupun dia tidak mengambil jurusan yang sejalan seperti bisnisnya saat ini, dia sangat pintar dan lihai dalam hal membaca situasi pasar serta marktingnya. Biasanya, untuk para pengusaha atau pebisnis seperti dia, pasti mengambil jurusan Ekonomi atau Manajemen. Tetapi tidak dengan anak muda yang satu itu. Dia mengambil jurusan Sistem Informasi yang otomatis berkaitan dengan teknologi, bukan berkaitan dengan bisnis. Menurut wawancara yang saya lakukan, (Faida, 2012) dia berkata :
“saya tidak ingin cakap dalam satu bidang saja. Saya ingin menguasai seluruh bidang yang menurutnya dia mampu. Percuma mempunyai pikiran yang sehat kalau tidak diasah dengan hal lain.”
Tidak sia-sia ayahnya mengajarkan dunia bisnis krupuk padanya. Sejak kecil, tepatnya pada waktu SD, ayahnya sudah mengajarkannya tentang kedisiplinan, susahnya mencari uang, hingga pada akhirnya ayahnya mengenalkan usaha krupuk lala yang sudah ayahnya bina bertahun-tahun.
Sebanarnya Alvi mempunyai kakak laki-laki dan perempuan. Tetapi entah mengapa, kakak-kakaknya tersebut merasa “ogah” untuk meneruskan bisnis ayahnya tersebut menjadi pebisnis krupuk lala. Tetapi bagi Alvi, bisnis kerupuk itu sangat menguntungkan dengan melihat situasi pasar seperti sekarang ini. Sehingga dari ketiga anak ayahnya, hanya Alvi yang berani meneruskan usaha krupuk tersebut. pada waktu si Alvi duduk di bangku SMP, ayahnya mewariskan seluruh usaha krupurk tersebut kepada Alvi karena ayahnya merasa di sudah bisa untuk diajak berbisnis dan mengandalikan usaha ayahnya dengan baik. Begitu hebat, anak SMP sudah memegang bisnis krupuk sendiri.
Sementara pada umumnya anak muda merasa enggan untuk berbisnis, apalagi bisnis krupuk, Alvi malah merasa bisnis krupuk adalah hal yang wajar. Sejak SMP itu, Alvi dijuluki krupok. Tak ada teman yang memanggilnya dengan nama aslinya. Tetapi Alvi cuek saja dengan hal tersebut.
Usaha yang dimulai sudah sekian lama itu tidak lepas dari lika liku seorang pebisnis. Tapi bagi seorang Alvi, itu hanya tantangan dan resiko semata. Berbagai hambatan datang. Karena sudah terbiasa dengan hal-hal yang menghambat produksi krupuk lala tersebut, Alvi sudah mempunyai siasat sendiri.
Misalnya, pada waktu kenaikan BBM. Kalau bicara BBM naik, pasti semua bahan-bahan makanan juga pasti naik. Untuk itu, Alvi bersiasat sendiri untuk memasok bahan-bahan yang kiranya tahan lama untuk persediaan beberapa minggu kedepan. Tetapi untuk proses penyetoran ke daerah luar kota itu memang tabisa dihindari. BBM naik tapi harus tetap menyetor keluar kota. Tetapi walaupun demikian, Alvi tidak akan menaikkan harga krupuknya yang sudah terkenal dimaan-mana itu.Alvi tak ingin menegcewakan para pelanggannya yang ada diluar daerah. walaupun mendapat untung yang sedikit, Alvi tetap menerimanya.
Belum lagi pada waktu musim penghujan. Bagi pengusaha krupuk, tidak akan lepas dari peran sinar matahari untuk menjemur adonan krupuk sampai kering. Tapi bagaimana bila musim penghujan tiba? Adonan krupuk Alvi tidak dapat kering dengan sempurna. Diperlukan waktu yang lebih untuk proses penjemuran. Hal itu dapat mengulur waktu produksi. Padahal permintaan krupuk terus meningkat.
Hambatan-hambatan itu belum seberapa bila dibandingkan dengan peristiwa yang pahit yang dialami oleh Alvi pada tahun 2008. Saat itu Alvi sudah duduk di bangku SMA. Sudah wajar rasanya bila salah satu pemasaran krupuk tersebut diambil olah para sales. Sales yang datang untuk membeli krupuk Alvi juga tergolong sangat banyak.
Saking seringnya Alvi dan keluarga Alvi bertemu dengan sales-sales tersebut, maka Alvi dan Keluarga Alvi tersebut sudah menganggap sales-sales tersebut seperti saudara sendiri. Tidak ada rasa canggung antara mereka. Kata Alvi, sama-sama cari uang untuk makan. Jadi, kadang-kadang waktu ada sales yang datang kerumah Alvi tersebut juga diajak untuk makan bersama.
Ada salah satu sales yang memang sudah dekat sekali sama Alvi dan keluarga Alvi. Sebut saja namanya X. Sales X tesebut sering curhat sama Alvi dan keluarga Alvi. Dari urusan pribadi sampai yang umum. Pokoknya memang seperti saudara sendiri. Bahkan sudah menjadi kebiasaan sales X tersebut untuk menginap di rumah Alvi. Sales X tersebut memang mengedarkan krupuk buatan Alvi ke lur daerah seperti Tegal dan lain-lain.
Sales X tersebut memang berbeda dari sales yang lain yang lain. Sales tersebut mengambil barang dahulu baru total pembayaran dibelakang. Berkali-kali sudah sales tersebut mengambil barang. Awalnya Alvi dan keluarga Alvi tidak ada rasa curiga. Dengan seringnya sales X tersebut seringnya menginap di rumah Alvi.
Tetapi lama kelamaan, hal yang tidak diinginkan terjadi. Sales tersebut pamit dengan alasan ingin menyetorkan krupuk milik Alvi keluar daerah, dan lagi-lagi sales X tersebut pergi dengan tidak memberikan uang sedikitpun terhadap Alvi. Sekian lama menunggu, ternyata sales X tersebut tidak kembali lagi ke rumah Alvi. Ya, bisa dibilang sales tersebut kabur.
Bila krupuk yang dibawa itu sedikit, mungkin Alvi bisa mengikhlaskannya. Tetapi peristiwa pengambilan krupuk tersebut sudah terjadi selama berbulan-bulan. Krupuk-krupuk yang dibawa juga lumayan banyaknya.Bayangkan saja berapa banyak uang yang dibawa kabur oleh sales X tersebut. Kalau dilihat dari kasus tersebut, pengusaha mana yang tidak bangkrut ?
Hal tersebut yang menjadi faktor satu-satunya kebangkrutan Alvi. Banyaknya modal Alvi yang dibawa kabur oleh Sales yang tidak bertanggung jawab tersebut. Keadaan yang bingung akan mencari modal karena sudah habis, memaksa Alvi untukberhenti dari bisnis krupuk tersebut.
Semuanya memang menjadi kenangan semata. Gudang pembuatan krupuk yang lumayan besar tersebut sekarang hanya menjadi pemandangan kosong. Para pekerja Alvi juga sangat menyayangkan hal tersebut. Semua kerabat Alvi juga sangat geram akan Sales tersebut. Dari pihak Alvi juga sudah mencari jejak Sales tersebut tapi tak berhasil ditemukan. Apa boleh buat, mau tidak mau Alvi harus mencoba mengikhlaskan seluruhnya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dilalui Alvi sebagai mantan pengusaha krupuk. Sampai suatu saat Alvi mau lulus SMA, dia berpikir untuk meneruskan usaha krupuknya tersebut yang sudah ditinggalkannya selama kurang lebih 2 tahun itu. Dia berpikir sama seperti pikirannya dahulu, bahwa krupuk adalah makanan ringan yang harganya murah dan disukai banyak orang. Apabila kita menjadi pebisnis, juga tak usah malu-malu dengan apa yang kita jual. Percuma saja punya bakat membuat sesuatu yang amazing kalau kita tak punya bakat merketing atau pemasarannya. Begitulah penjelasan Alvi ketika kami mewawancarainya (Faida, 2012).
Dan dia juga berkata bahwa “dia ingin selalu bangkit dari keterpurukan, pantang menyerah walau gagal,,,untuk meraih masa depan”. Kata-kata yang sederhana tetapi penuh makna dan menggambarkan sebuuah ketegaran walaupun dalam keadaan terpuruk sekalipun.
Memang benar, menjadi seorang wiraswasta, harus mempunyai sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dan semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri, dari seorang pendekar kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintah maupun dalam kegiatan apa saja diluar pemerintah dalam arti posistif yang menjadi pangkal keberhasilan seseorang (Sumahamijaya 1980 : 23).
Alvi mulai bangkit dari kepeterpurukan kebangkrutannya tersebut mulai tahun 2010 itu. Perekrutan pekerja juga dilaksanakan. Untuk kali ini, Alvi sangat serius menangani bisnis ini. ia tak mau bangkrut untuk yang kedua kalinya.
Memang semua musibah ada hikmanya. Kejadian tersebut membuat Alvi sangat memperhatikan usaha krupuknya lebih dalam lagi. Terutama untuk urusan marketingnya, Alvi sangat berhati-hati. Apabila diambil oleh sales, maka wajib untuk membayar dimuka mengingat kejadian suram yang pernah dialaminya dua tahun lalu. Walaupun para sales-sales tersebut sudah dianggap dekat seperti keluarga sendiri, namun Alvi mempunyai prinsip untuk tegas terhadap orang-orang seperti itu.
Selain dipasarkan oleh para sales, Alvi juga ingin turun tangan sendiri memasarakan krupuknya di kampus. Terutama kepada teman-temannya dan kantin di kampusnya. Respon positif yang diterima olehnya. Banyak teman-temannya yang suka terhadap krupuk Alvi, hingga ada beberapa yang memesan khusus padanya. Tak sia-sia Alvi turun tangan sendiri menjual krupuknya kepada teman-temannya.
Belum lagi di krupuk yang dibawa ke kantin kampus Alvi. Krupuk yang dibawanya laris manis dibeli oleh para pengunjung kantin. Kini semuanya memang berbalik 180ยบ. Tak sia-sia Alvi menekuni usahanya lebih dalam lagi. Mungkin karena dulu memang terlalu santai menjalani usaha krupuk ini, sehingga ada sales nakal yang memanfaatkan keadaan tersebut.
Tetapi sekarang, Alvi berhasil menjadi pengusaha muda yang sukses bangkit dari keterpurukan akibat bangkrut. Memang patut diacungi jempol untuk seorang Alvi karena dalam usianya yang begitu masih muda, dia mampu bangkit dari sebuah kebangkrutan. tidak mudah bagi seseorang untuk bangkit begitu saja, apalagi penyebabnya adalah kebangkrutan total. Adanya motivasi dari dalam dirinya yang begitu sangat kuat membuat ia mampu bangkit dengan sendirinya.
Usaha krupuk Alvi juga pernah masuk koran gara-gara semangatnya untuk bangkit dari kebangkrutan tersebut. Memang Alvi bisa menjadi panutan kita semua karena semangatnya tersebut.
Memang menjadi pebisnis yang sukses itu tidak hanya sekali untuk bisa mencapai puncak kariernya. Perlu ada beberapa hambatan yang menjadikan kita untuk lebih mendalami peran kita sebagai pebisnis.
Kalaupun memang ada seorang pebisnis yang menemui hambatannya dan langsung putus asa, dia bukanlah pebisnis yang tangguh. Perlu adanya semangat dan motivasi serta kerja keras yang tinggi yang wajib dipunyai oleh para pebisnis atau seorang wirausaha.




DAFTAR PUSTAKA

Alvin, Akhmad. 2012. Krupuk. Terdapat di : http://akhmadalvin.blogspot.com/2012/06/krupuk.html diunduh pada tanggal 20 juni 2012
Faida, Ery dkk. 2012. Bangkit dari Kebangkrutan. Tidak Diterbitkan
Nitisusastro, Mulyadi. 2009. Kewirausahawan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : CV Alfabeta
Wijandi, Soersasono. 2004. Pengantar Kewirauswastaan. Bogor : Sinar Baru Algesindo
Wikipedia. 2012. Krupuk. Terdapat di : http://jv.wikipedia.org/wiki/Krupuk diunduh pada tanggal 20 Juni 2012

1 komentar:

  1. Bila bpa/ibu membutuhkan tepung tapioka untuk bahan krupuk ,boleh hubungi saya,085798579777

    BalasHapus