BANGKIT DARI KEBANGKRUTAN
USAHA KRUPUK LALA
ERY FAIDA
2010-33-054
Seseorang
yang telah memutuskan untuk menjadi pelaku usaha meskipun dalam skala kecil
dapat disebut sebagai wirausahawan. Menurut The American Heritage Dictionary,
Wirausahawan (enterpreanure) didefinisikan dengan seorang yang
mengorganisasikan, mengoperasikan dan memperhitungkan resiko untuk sebuah usaha
yang mendatangkan laba. Sebagai seorang pelaku usaha atau wirausahawan maka ia
juga perlu mengembangkan jiwa kewirausahawan.
Menjadi
seorang pengusaha memang tidak mudah. Banyak seorang usahan yang memulai
usahanya dari no, hingga menjadi sukses. Tetapi, menjadi seorang usahawan juga
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada rintangan yang dihadapi untuk
menjadi seorang usahahawan yang sukses.
Salah
satu contoh usahanya adalah dalam bidang makanan. Ya, siapa sih yang tidak
membutuhkan makanan. Bahkan anak kecil pun pasti membutuhkan banyak makanan.
Semua jenis makanan pasti bisa untuk dijadikan makanan. Bila banyak orang yang
menjadikan makanan khas baik lokal maupun dari luar negeri, kita bisa mengambil
makanan yang sekiranya bisa untuk dijadikan bisnis yang sukses. Contohnya
adalah Kerupuk Lala.
Krupuk
lala. Ya, siapa yang tidak kenal dengan makanan ringan tersebut. Menurut
Wikipedia (2012), kerupuk kedelai adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan
tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat
dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar
matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Cara
membuat krupuk kedelai pun cukup mudah. Saya rasa, semua orang bisa membuat
kerupuk kedelai sendiri dirumah. Tetapi, karena memang agak sedikit ribet, jadi
proses pembuatan krupuk kedelai memang membutuhkan kesabaran karena proses
pembuatan krupuk tidak sekali langsung jadi (Faida, 2012).
Bahan
utamanya yaitu tepung tapioka, tepung terigu, dan tepung ketan dicampur dengan
bumbu rempah-rempah serta kedelai yang sebelumnya sudah direndam dahulu dengan
air dan sudah dipotong-potong. Setelah adonan selesai, dijemur selema beberapa
hari dan siap untuk digoreng.
Krupuk
kedelai atau yang lebih populer disebut sebagai krupuk lala tersebut membuat semua
orang pasti pernah mendengar bahkan sangat suka dengan makanan ringan tersebut.
Entah itu dibuat camilan santai ataupun pendamping saat makan. Rasa krupuk lala
yang renyah dan gurih serta murah
membuat semua orang doyan memakannya. Untuk mendapatkan krupuk lala pun juga
tak perlu susah-susah pergi ke desa untuk membelinya. Sekarang krupuk lala juga
tersebar di kota-kota besar. Dari anak kecil sampai orang tua, dari yang miskin
dan yang kaya suka dengan krupuk lala.
Melihat
situasi itulah yang membuat seorang anak muda yang masih duduk di bangku kuliah
di Universitas Muria Kudus semester 4 tersebut untuk terjun ke bisnis krupuk
lala. Sebut saja namanya si Alvi. Rumah si Alvi juga termasuk masih pedesaan
karena jauh dari perkotaan.
Anehnya,
walaupun dia tidak mengambil jurusan yang sejalan seperti bisnisnya saat ini,
dia sangat pintar dan lihai dalam hal membaca situasi pasar serta marktingnya.
Biasanya, untuk para pengusaha atau pebisnis seperti dia, pasti mengambil
jurusan Ekonomi atau Manajemen. Tetapi tidak dengan anak muda yang satu itu.
Dia mengambil jurusan Sistem Informasi yang otomatis berkaitan dengan
teknologi, bukan berkaitan dengan bisnis. Menurut wawancara yang saya lakukan,
(Faida, 2012) dia berkata :
“saya
tidak ingin cakap dalam satu bidang saja. Saya ingin menguasai seluruh bidang
yang menurutnya dia mampu. Percuma mempunyai pikiran yang sehat kalau tidak
diasah dengan hal lain.”
Tidak
sia-sia ayahnya mengajarkan dunia bisnis krupuk padanya. Sejak kecil, tepatnya
pada waktu SD, ayahnya sudah mengajarkannya tentang kedisiplinan, susahnya
mencari uang, hingga pada akhirnya ayahnya mengenalkan usaha krupuk lala yang
sudah ayahnya bina bertahun-tahun.
Sebanarnya
Alvi mempunyai kakak laki-laki dan perempuan. Tetapi entah mengapa,
kakak-kakaknya tersebut merasa “ogah” untuk meneruskan bisnis ayahnya tersebut
menjadi pebisnis krupuk lala. Tetapi bagi Alvi, bisnis kerupuk itu sangat
menguntungkan dengan melihat situasi pasar seperti sekarang ini. Sehingga dari
ketiga anak ayahnya, hanya Alvi yang berani meneruskan usaha krupuk tersebut.
pada waktu si Alvi duduk di bangku SMP, ayahnya mewariskan seluruh usaha
krupurk tersebut kepada Alvi karena ayahnya merasa di sudah bisa untuk diajak
berbisnis dan mengandalikan usaha ayahnya dengan baik. Begitu hebat, anak SMP
sudah memegang bisnis krupuk sendiri.
Sementara
pada umumnya anak muda merasa enggan untuk berbisnis, apalagi bisnis krupuk, Alvi
malah merasa bisnis krupuk adalah hal yang wajar. Sejak SMP itu, Alvi dijuluki krupok. Tak ada teman yang memanggilnya
dengan nama aslinya. Tetapi Alvi cuek saja dengan hal tersebut.
Usaha
yang dimulai sudah sekian lama itu tidak lepas dari lika liku seorang pebisnis.
Tapi bagi seorang Alvi, itu hanya tantangan dan resiko semata. Berbagai
hambatan datang. Karena sudah terbiasa dengan hal-hal yang menghambat produksi
krupuk lala tersebut, Alvi sudah mempunyai siasat sendiri.
Misalnya,
pada waktu kenaikan BBM. Kalau bicara BBM naik, pasti semua bahan-bahan makanan
juga pasti naik. Untuk itu, Alvi bersiasat sendiri untuk memasok bahan-bahan
yang kiranya tahan lama untuk persediaan beberapa minggu kedepan. Tetapi untuk
proses penyetoran ke daerah luar kota itu memang tabisa dihindari. BBM naik
tapi harus tetap menyetor keluar kota. Tetapi walaupun demikian, Alvi tidak
akan menaikkan harga krupuknya yang sudah terkenal dimaan-mana itu.Alvi tak
ingin menegcewakan para pelanggannya yang ada diluar daerah. walaupun mendapat
untung yang sedikit, Alvi tetap menerimanya.
Belum
lagi pada waktu musim penghujan. Bagi pengusaha krupuk, tidak akan lepas dari
peran sinar matahari untuk menjemur adonan krupuk sampai kering. Tapi bagaimana
bila musim penghujan tiba? Adonan krupuk Alvi tidak dapat kering dengan
sempurna. Diperlukan waktu yang lebih untuk proses penjemuran. Hal itu dapat
mengulur waktu produksi. Padahal permintaan krupuk terus meningkat.
Hambatan-hambatan
itu belum seberapa bila dibandingkan dengan peristiwa yang pahit yang dialami
oleh Alvi pada tahun 2008. Saat itu Alvi sudah duduk di bangku SMA. Sudah wajar
rasanya bila salah satu pemasaran krupuk tersebut diambil olah para sales. Sales
yang datang untuk membeli krupuk Alvi juga tergolong sangat banyak.
Saking
seringnya Alvi dan keluarga Alvi bertemu dengan sales-sales tersebut, maka Alvi
dan Keluarga Alvi tersebut sudah menganggap sales-sales tersebut seperti
saudara sendiri. Tidak ada rasa canggung antara mereka. Kata Alvi, sama-sama
cari uang untuk makan. Jadi, kadang-kadang waktu ada sales yang datang kerumah
Alvi tersebut juga diajak untuk makan bersama.
Ada
salah satu sales yang memang sudah dekat sekali sama Alvi dan keluarga Alvi.
Sebut saja namanya X. Sales X tesebut sering curhat sama Alvi dan keluarga
Alvi. Dari urusan pribadi sampai yang umum. Pokoknya memang seperti saudara
sendiri. Bahkan sudah menjadi kebiasaan sales X tersebut untuk menginap di
rumah Alvi. Sales X tersebut memang mengedarkan krupuk buatan Alvi ke lur
daerah seperti Tegal dan lain-lain.
Sales
X tersebut memang berbeda dari sales yang lain yang lain. Sales tersebut
mengambil barang dahulu baru total pembayaran dibelakang. Berkali-kali sudah
sales tersebut mengambil barang. Awalnya Alvi dan keluarga Alvi tidak ada rasa
curiga. Dengan seringnya sales X tersebut seringnya menginap di rumah Alvi.
Tetapi
lama kelamaan, hal yang tidak diinginkan terjadi. Sales tersebut pamit dengan
alasan ingin menyetorkan krupuk milik Alvi keluar daerah, dan lagi-lagi sales X
tersebut pergi dengan tidak memberikan uang sedikitpun terhadap Alvi. Sekian
lama menunggu, ternyata sales X tersebut tidak kembali lagi ke rumah Alvi. Ya,
bisa dibilang sales tersebut kabur.
Bila
krupuk yang dibawa itu sedikit, mungkin Alvi bisa mengikhlaskannya. Tetapi
peristiwa pengambilan krupuk tersebut sudah terjadi selama berbulan-bulan.
Krupuk-krupuk yang dibawa juga lumayan banyaknya.Bayangkan saja berapa banyak
uang yang dibawa kabur oleh sales X tersebut. Kalau dilihat dari kasus
tersebut, pengusaha mana yang tidak bangkrut ?
Hal
tersebut yang menjadi faktor satu-satunya kebangkrutan Alvi. Banyaknya modal
Alvi yang dibawa kabur oleh Sales yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Keadaan yang bingung akan mencari modal karena sudah habis, memaksa Alvi
untukberhenti dari bisnis krupuk tersebut.
Semuanya
memang menjadi kenangan semata. Gudang pembuatan krupuk yang lumayan besar
tersebut sekarang hanya menjadi pemandangan kosong. Para pekerja Alvi juga sangat
menyayangkan hal tersebut. Semua kerabat Alvi juga sangat geram akan Sales
tersebut. Dari pihak Alvi juga sudah mencari jejak Sales tersebut tapi tak
berhasil ditemukan. Apa boleh buat, mau tidak mau Alvi harus mencoba
mengikhlaskan seluruhnya.
Hari
demi hari, bulan demi bulan, dilalui Alvi sebagai mantan pengusaha krupuk.
Sampai suatu saat Alvi mau lulus SMA, dia berpikir untuk meneruskan usaha
krupuknya tersebut yang sudah ditinggalkannya selama kurang lebih 2 tahun itu.
Dia berpikir sama seperti pikirannya dahulu, bahwa krupuk adalah makanan ringan
yang harganya murah dan disukai banyak orang. Apabila kita menjadi pebisnis,
juga tak usah malu-malu dengan apa yang kita jual. Percuma saja punya bakat
membuat sesuatu yang amazing kalau
kita tak punya bakat merketing atau pemasarannya. Begitulah penjelasan Alvi
ketika kami mewawancarainya (Faida, 2012).
Dan
dia juga berkata bahwa “dia ingin selalu bangkit dari keterpurukan, pantang menyerah
walau gagal,,,untuk meraih masa depan”. Kata-kata yang sederhana tetapi penuh
makna dan menggambarkan sebuuah ketegaran walaupun dalam keadaan terpuruk
sekalipun.
Memang benar, menjadi
seorang wiraswasta, harus mempunyai sifat-sifat keberanian, keutamaan,
keteladanan dan semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri, dari seorang
pendekar kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintah maupun dalam kegiatan apa
saja diluar pemerintah dalam arti posistif yang menjadi pangkal keberhasilan
seseorang (Sumahamijaya 1980 : 23).
Alvi
mulai bangkit dari kepeterpurukan kebangkrutannya tersebut mulai tahun 2010 itu.
Perekrutan pekerja juga dilaksanakan. Untuk kali ini, Alvi sangat serius
menangani bisnis ini. ia tak mau bangkrut untuk yang kedua kalinya.
Memang
semua musibah ada hikmanya. Kejadian tersebut membuat Alvi sangat memperhatikan
usaha krupuknya lebih dalam lagi. Terutama untuk urusan marketingnya, Alvi
sangat berhati-hati. Apabila diambil oleh sales, maka wajib untuk membayar
dimuka mengingat kejadian suram yang pernah dialaminya dua tahun lalu. Walaupun
para sales-sales tersebut sudah dianggap dekat seperti keluarga sendiri, namun
Alvi mempunyai prinsip untuk tegas terhadap orang-orang seperti itu.
Selain
dipasarkan oleh para sales, Alvi juga ingin turun tangan sendiri memasarakan
krupuknya di kampus. Terutama kepada teman-temannya dan kantin di kampusnya.
Respon positif yang diterima olehnya. Banyak teman-temannya yang suka terhadap
krupuk Alvi, hingga ada beberapa yang memesan khusus padanya. Tak sia-sia Alvi
turun tangan sendiri menjual krupuknya kepada teman-temannya.
Belum
lagi di krupuk yang dibawa ke kantin kampus Alvi. Krupuk yang dibawanya laris
manis dibeli oleh para pengunjung kantin. Kini semuanya memang berbalik 180ยบ. Tak
sia-sia Alvi menekuni usahanya lebih dalam lagi. Mungkin karena dulu memang terlalu
santai menjalani usaha krupuk ini, sehingga ada sales nakal yang memanfaatkan
keadaan tersebut.
Tetapi
sekarang, Alvi berhasil menjadi pengusaha muda yang sukses bangkit dari keterpurukan
akibat bangkrut. Memang patut diacungi jempol untuk seorang Alvi karena dalam
usianya yang begitu masih muda, dia mampu bangkit dari sebuah kebangkrutan. tidak
mudah bagi seseorang untuk bangkit begitu saja, apalagi penyebabnya adalah
kebangkrutan total. Adanya motivasi dari dalam dirinya yang begitu sangat kuat
membuat ia mampu bangkit dengan sendirinya.
Usaha
krupuk Alvi juga pernah masuk koran gara-gara semangatnya untuk bangkit dari
kebangkrutan tersebut. Memang Alvi bisa menjadi panutan kita semua karena
semangatnya tersebut.
Memang
menjadi pebisnis yang sukses itu tidak hanya sekali untuk bisa mencapai puncak
kariernya. Perlu ada beberapa hambatan yang menjadikan kita untuk lebih
mendalami peran kita sebagai pebisnis.
Kalaupun
memang ada seorang pebisnis yang menemui hambatannya dan langsung putus asa,
dia bukanlah pebisnis yang tangguh. Perlu adanya semangat dan motivasi serta
kerja keras yang tinggi yang wajib dipunyai oleh para pebisnis atau seorang
wirausaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Alvin,
Akhmad. 2012. Krupuk. Terdapat di : http://akhmadalvin.blogspot.com/2012/06/krupuk.html diunduh pada tanggal
20 juni 2012
Faida,
Ery dkk. 2012. Bangkit dari Kebangkrutan. Tidak Diterbitkan
Nitisusastro,
Mulyadi. 2009. Kewirausahawan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : CV Alfabeta
Wijandi,
Soersasono. 2004. Pengantar Kewirauswastaan. Bogor : Sinar Baru Algesindo
Wikipedia.
2012. Krupuk. Terdapat di : http://jv.wikipedia.org/wiki/Krupuk diunduh pada tanggal
20 Juni 2012